ETIKA
DAN PROFESI DALAM BIDANG IT
A.
ETIKA
Pengertian
Etika
Etika berasal dari bahasa
yunani "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan"
adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Secara metodologis, tidak setiap
hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika Etika memerlukan sikap
kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda
dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
terhadap perbuatan manusia. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Etika )
Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran
Etika
- Kebutuhan individu
Korupsi
, alasan ekonomi
- Tidak ada pedoman
Area
“abu-abu”, sehingga tak ada panduan
- Perilaku dan kebiasaan individu
Kebiasaan
yang terakumulasi tak dikoreksi
- Lingkungan tidak etis
Pengaruh
dari komunitas
- Perilaku orang yang ditiru
Efek
primordialisme yang kebablasan
Sangsi Pelanggaran
Etika
·
Sanksi Sosial
Skala
relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”.
·
Sanksi Hukum
Skala
besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas utama,
diikuti oleh hukum Perdata.
Peran Etika dalam bidang IT
Seperti yang kita ketahui
perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan pekembangan tersebut
diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia.
Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk dapat sukses dalam bidang it tetapi
tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga
harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan.
Banyak ahli telah
menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang
sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari
kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai
akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan
dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Etika & Teknologi
-
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan
manusia untuk memudahkan pekerjaannya.
- Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan”
beberapa sense of human yang alami.
( otomatisasi mesin refleks / kewaspadaan melambat )
-Cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam sapaan / tutur kata.
-Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda”
-Emosi ( “touch” ) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin biasa dalam teknologi informasi.
-Cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam sapaan / tutur kata.
-Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda”
-Emosi ( “touch” ) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin biasa dalam teknologi informasi.
Kode
Etik Profesi
·
Kode : Tanda-Tanda Atau
Simbol-Simbol Yang Berupa Kata-Kata, Tulisan Atau Benda Yang Disepakati Untuk
Maksud-Maksud Tertentu.
·
Kode Etik : Yaitu Norma Atau Azas
Yang Diterima Oleh Suatu Kelompok Tertentu Sebagai Landasan Tingkah Laku Sehari-Hari
Di Masyarakat Maupun Di Tempat Kerja.
·
Kode Etik Profesi : Pedoman Sikap,
Tingkah Laku Dan Perbuatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Dalam Kehidupan
Sehari-Hari.
TUJUAN KODE ETIK PROFESI
1. Untuk Menjunjung Tinggi Martabat Profesi.
2. Untuk Menjaga Dan Memelihara Kesejahteraan Para Anggota.
3. Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi.
4. Untuk Meningkatkan Mutu Profesi.
5. Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi.
6. Meningkatkan Layanan Di Atas Keuntungan Pribadi.
7. Mempunyai Organisasi Profesional Yang Kuat Dan Terjalin Erat.
8. Menentukan Baku Standarnya Sendiri.
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
1. Memberikan Pedoman Bagi Setiap Anggota Profesi Tentang Prinsip Profesionalitas Yang Digariskan.
2. Sebagai Sarana Kontrol Sosial Bagi Masyarakat Atas Profesi Yang Bersangkutan.
3. Mencegah Campur Tangan Pihak Di Luar Organisasi Profesi Tentang Hubungan Etika Dalam Keanggotaan Profesi. Etika Profesi Sangatlah Dibutuhkan Dalam Berbagai Bidang.
1. Memberikan Pedoman Bagi Setiap Anggota Profesi Tentang Prinsip Profesionalitas Yang Digariskan.
2. Sebagai Sarana Kontrol Sosial Bagi Masyarakat Atas Profesi Yang Bersangkutan.
3. Mencegah Campur Tangan Pihak Di Luar Organisasi Profesi Tentang Hubungan Etika Dalam Keanggotaan Profesi. Etika Profesi Sangatlah Dibutuhkan Dalam Berbagai Bidang.
Ciri Khas Profesi
Menurut Artikel dalam
International Encyclopedia of education, ada 10 ciri khas suatu profesi, yaitu:
- Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas.
- Suatu teknik intelektual.
- Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis.
- Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.
- Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
- Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri.
- Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi. yang tinggi antar anggotanya.
- Pengakuan sebagai profesi.
- Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi.
- Hubungan yang erat dengan profesi lain.
Ciri-Ciri Profesionalisme
- Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.
- Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
- Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
- Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
Bentuk
profesionalisme di bidang IT terutama Programer adalah:
Memilki sikap mandiri berdasarkan kemampuan yang di
milikinya secara pribadi serta terbuka dan mau menghargai pendapat orang lain,
serta cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya,
atau dengan kata lain adalah mandiri . Seorang pekerja dibidang IT terutama
programmer harus memiliki sikap tidak tergantung dengan orang lain, terbuka,
mau menerima dengan hati yang lapang atas pekerjaanya, saat dikritik tentang
pekerja tersebut maupun saat mendapat saran dari orang lain, bahkan dapat
komplain dari klien karena ada program yang dibuatnya tidak jalan karena
beberapa factor, misalkan program yang dibuat kena virus,error, dan lain-lain.
Memiliki pengetahuan yang tinggi dan handal di
bidang IT , Seorang programer harus mempunyai modal yang cukup salah satunya
menguasai bahasa pemprograman, sehingga dalam pembuatan program tersebut
benar-benar terjamin kualitasnya dan juga tidak asal-asalan, sehiingga program
tersebut dapat bermanfaat.
Menerapkan norma-norma yang berhubungan dengan IT
yang telah diatur dalam kode etik, misalkan profesional atau developer dengan
klien, antara para profesional dalam ruang lingkup itu sendiri, atau antara
organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Contohnya salah
satu bentuk hubungan seorang programer dengan klien atau pengguna jasa,
misalnya pembuatan sebuah program aplikasi yang dibuatnya.
Seorang programmer tidak dapat membuat suatu
program semaunya sendiri, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti :
untuk apa program tersebut dibuat dan nantinya digunakan oleh kliennya atau
user, ia dapat menjamin keamanan sistem kerja program aplikasi tersebut dari
pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya.
Profesi di Bidang TI
Sebagai Profesi
Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan
termasuk profesi atau bukan, criteria pekerjaan tersebut harus diuji.
Sebagai
contoh, pekerjaan sebagai staf operator computer ( sekedar mengoperasikan ),
tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator
tersebut tidak membutuhkan latar belakang pendidikan tertentu.
Adapun
seorang software engineer dapat
dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja sebagai software
engineer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya.
Julius
Hermawan ( 2003 ), mencatat dua karakteristik yang dimiliki oleh software engineer sehingga pekerjaan
tersebut layak disebut sebuah profesi, yaitu :
1. Kompetensi
Kompetensi
yang dimaksud yaitu sifat yang selalu menuntut professional software engineer
untuk memperdalam dan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai
tuntutan profesinya.
2.
Tanggung jawab pribadi
Yang
dimaksud yaitu kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung
jawab pribadi.
Agar
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar, seorang
software engineer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan
perangkat lunak, seperti:
a. Bidang
ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak
b.Manajemen sumber daya
c. Mengelola
kelompok kerja
d.Komunikasi
Sumber:
http://juliocaesarz.blogspot.com/2011/02/ciri-khas-profesi-dan-profesionalisme.htmlhttp://efesusgamaliel.wordpress.com/2011/05/08/pengertian-profesi-profesional-dan-profesionalisme/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar